Opini  

Ramadan Identik Harga Beras Naik! Perlu Kinerja Jitu Menekan Harga Beras

Redaksi

OPINI – Akhir-akhir ini “BERAS” menjadi isu nasional, harga yang melambung naik apalagi menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras medium pada Jumat (8/3/2024) mencapai Rp 14.310 perkilogram (kg), harga beras premium mencapai Rp16.420.

Tidak dipungkiri bahwa dengan naiknya harga beras, akan dikuti dengan naiknya harga bahan pokok yang lainnya seperti gula, minyak, telor dll. Kondisi ini yang membuat kami peserta PKA Angkatan I Puslatbang KDOD bersepakat menyampaikan opini tentang perlunya Kinerja Jitu dari pemerintah untuk menekan harga beras. 

Stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pangan menjadi prioritas pemerintah. Hal ini sebagaimana instruksi yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pengujung Februari lalu.

“Bulan Maret kita akan memasuki bulan Ramadhan dan di bulan April kita akan merayakan Idul Fitri 1445 Hijriyah. Saya minta seluruh kementerian dan lembaga terkait agar waspada dan memastikan masyarakat dapat beribadah dengan tenang dan khusyuk,” ujar Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin (26/2/2024).

Intruksi Presiden tersebut seharusnya segera ditindaklanjuti oleh semua Pemerintah Daerah baik Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.

Menurut pendapat dan opini kami, ada beberapa Kinerja Jitu Pemerintah yang dapat dilaksanakan  untuk menekan harga beras dan menjaga stabilitas harga pangan di Indonesia diantaranya.

Menindak spekulan harga dengan melakukan pengawasan terhadap pasar beras, mencegah terjadinya spekulasi harga yang dapat menyebabkan kenaikan harga beras yang tidak wajar, dan memberikan sanksi tegas kepada pedagang yang melakukan spekulasi harga.

Memperkuat kebijakan dan regulasi dengan meninjau dan mengevaluasi kebijakan yang ada serta membuat regulasi baru yang isinya mengatur tentang tata niaga beras dan mencegah praktik-praktik yang dapat menyebabkan kenaikan harga beras.

Meningkatkan transparansi dan komunikasi dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada publik atau serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan harga beras.

Meningkatkan produksi padi dengan meningkatkan bantuan subsidi kepada petani, membangun dan memperbaiki infrastruktur irigasi terutama di daerah yang sering mengalami kekeringan, mengembangkan varietas padi unggul  yang tahan hama penyakit dan perubahan iklim, dan mendorong alih teknologi  mekanisasi pertanian.

Menjamin distribusi beras yang merata dengan melakukan operasi pasar, menjual beras dengan harga yang lebih murah di daerah yang mengalami kelangkaan beras, membangun infrastruktur transportasi, memanfaatkan teknologi digital.

Memperkuat cadangan beras nasional dengan membeli dari petani beras dan membangun gudang penyimpanan beras yang memadai.

Meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan melakukan koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait, sinergi dengan pemerintah daerah.

Meningkatkan diversifikasi pangan dengan mendorong masyarakat untuk mengonsumsi sumber karbohidrat selain beras, memberikan bantuan kepada masyarakat untuk mengembangkan tanaman pangan alternatif.

Dengan menjalankan kinerja jitu tersebut, diharapkan pemerintah dapat menekan harga beras secara efektif dan menjaga stabilitas harga pangan di Indonesia.

Demikian opini dari kami, peserta PKA Angkatan I Puslatbang KDOD Tahun 2024, semoga bermanfaat. Ketahanan pangan Nasional yang kuat menunjukkan Ketahanan Bangsa yang kuat. Lemahnya ketahanan pangan nasional akan melemahkan Ketahanan Bangsa Indonesia, [].

Penulis : Kelompok 3, Peserta PKA angk I/2024 Puslatbang KDOD LAN, Samarinda.
Editor : Redaktur