Rusia Tuduh Bom Mobil di Moskow Dipasang Wanita Ukraina

Redaksi

Habakini | Internasional – Pemerintah Ukraina membantah keterlibatan dalam pemboman mobil yang menewaskan putri sekutu Vladimir Putin, Alexander Dugin.

Sementara Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menuduh dinas rahasia Ukraina melakukan pembunuhan terhadap Darya Dugina, putri seorang ideolog Rusia ultra-nasionalis.

Dugina, 29 tahun, tewas pada Sabtu malam di pinggiiran Moskow ketika Toyota Land Cruiser yang dikendarainya meledak, Sabtu lalu, 20 Agustus 2022.

Staf Presiden Volodymyr Zelensky menolak tuduhan beberapa pejabat Rusia yang menyalahkan serangan itu pada “teroris” Ukraina.

“Ukraina, tentu saja, tidak ada hubungannya dengan ledakan kemarin,” kata penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak, dilansir The New York Post, Minggu, 21 Agustus 2022.

“Kami bukan negara kriminal, tidak seperti Rusia, dan jelas bukan negara teroris,” ujarnya menambahkan.

Sementara, sumber lembaga penegak hukum Rusia mengatakan sebuah bom yang ditanam di bawah kendaraan ilmuwan politik dan jurnalis Rusia Darya Dugina diledakkan dari jarak jauh.

“Agaknya, mobilnya diawasi ketat dan pergerakannya dipantau,” kata sumber tersebut kepada TASS, Senin, 22 Agustus 2022.

Penyelidikan mengungkapkan bahwa bom itu ditanam di bawah mobil di sisi pengemudi. Darya Dugina yang mengendarai SUV itu tewas seketika. Penyidik telah membuka kasus pidana berdasarkan klausul ‘f,’ bagian 2 pasal 105 KUHP Rusia, yang akan diperiksa oleh kantor pusat Komite Investigasi Rusia.

Lembaga penegak hukum Rusia menyampaikan kepada TASS bahwa bom itu berisi 400 gram setara TNT. Komite Investigasi Rusia percaya bahwa pembunuhan ilmuwan politik itu telah direncanakan.

Menurut media pemerintah Rusia, Dugina meninggal setelah mobilnya meledak dalam kobaran api saat dalam perjalanan pulang. Sejauh ini belum jelas apakah ayahnya, filsuf Rusia Alexander Dugin yang dikenal sebagai “otak Putin” adalah sasaran serangan seperti dilansir The New York Post Ahad 21 Agustus 2022.

Awal tahun ini, Dugina dikenai sanksi oleh otoritas Inggris. Ia dituduh berkontribusi terhadap disinformasi online terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Tulisan ultra-nasionalis Alexander Dugin sering dikaitkan dengan pandangan dunia Vladimir Putin. Dugin juga disebut menginspirasi invasi Rusia ke Ukraina.

Tokoh intelektual Rusia itu sebelumnya telah menyatakan dukungannya untuk agresi Rusia terhadap Ukraina. Ia disanksi AS pada 2015 karena dugaan keterlibatannya dalam pencaplokan Crimea oleh Moskow pada 2014.