Haba Kini | Aceh Utara – Tarmizi, pria paruh baya asal Gampong Kilometer VIII, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara berhasil menyulap lahan di bekas zona merah konflik Aceh menjadi destinasi Agrowisata kebun durian yang mampu memikat wisatawan lokal maupun luar daerah.
Tarmizi mengaku sudah 17 tahun bertani menanam durian. Namun, menjadikannya sebagai Agrowisata baru 11 tahun silam.
“Selesai konflik Aceh saya bingung mau bekerja apa. Karena itu memutuskan menanam durian, Alhamdulillah berhasil,” kata Tarmizi kepada awak media, Kamis, 11 Juli 2024.
Tarmizi membanderol harga durian jenis montong yang ditanamnya itu sekitar Rp 80 ribu per kilogram. Per buah berat buah durian tersebut bisa mencapai 3 hingga 5 kilogram.
“Wisatawan yang datang ada dari Langsa, Banda Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan dan sebagainya,” ucap Tarmizi.
Omzet yang diperoleh Tarmizi per musim panen durian sebesar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Ia juga mempekerjakan dua pekerja tetap, serta sejumlah pekerja tambahan jika dibutuhkan.
“Saya bisa pastikan kualitas durian montong terjamin. Jika rasa dan kesukaan tergantung dari individu masing-masing,” imbuhnya.