Umum  

Rektor STAI-PTIQ Aceh Sebut Program Satu Desa Satu Sarjana di Aceh Jaya Baru Berjalan 45 Persen

Redaksi

Habakini | Aceh Jaya – Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam – Perguruan Tinggi Ilmu Al-qur’an (STAI-PTIQ) Aceh, Dr. Musa mengatakan bahwa, Kampus STAI-PTIQ adalah kampus pertama di Aceh Jaya sejak tahun 2018 dan telah melahirkan alumni yang sudah berkiprah dan bekerja di dalam pemerintahan baik sebagai Guru, kariyawan, tenaga kependidikan PNS, PPPK, Swasta, dan bahkan didunia politik.

Katanya, banyak program unggulan dikampus STAI-PTIQ yang diperuntukan kepada mahasiswa selain dari pendidikan juga pendalaman Penguasaan Keagamaan Islam, Pembelajaran, Pengorganisasian, Pemerintahan, perpolitikan islam, Perekonomian, Kepemimpinan, dan sosial budaya masyarakat.

“Mahasiswa STAI-PTIQ juga pernah dan mempunyai kesempatan dalam mendapatkan beasiswa antara lain Beasiswa khusus dari STAI-PTIQ, beasiswa KIP Kementerian Agama RI, pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten, Baitul Mal Provinsi, dan Beasiswa Satu Desa Satu sarjana kabupaten Aceh Jaya,” kata Dr. Musa kepada Habakini.com, Kamis, 11 Januari 2024.

Selain itu, Dr. Musa juga menyampaikan bahwa Beasiswa Satu Gampong satu sarjana lahir atas inisiator Kampus STAI-PTIQ pasca MoU antara STAI-PTIQ dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2020.

“Program itu masih berlanjut sampai sekarang, namun kami sangat menyanyangkan sudah 3 tahun berjalan tapi hanya 45 persen desa yang mengirim mahasiswa dan menyediakan anggaran untuk program prorakyat ini,” ungkap Dr. Musa.

Padahal, tambahnya, program ini pertama di Aceh Jaya bahkan di indonesia pada tahun 2021, dan pada tahun 2022 program yang sama di tiru oleh kabupaten yang lain di luar provinsi Aceh dan mereka mendapat penghargaan dari pemerintah pusat.

Pertanyaannya ada apa dengan pemerintahan kita? Perihal ini sudah berulang kali kami sampaikan kepada dinas Desa (DPMPKB) Aceh Jaya dan saat sambutan ketua STAI-PTIQ pada peringatan maulid tanggal 28 Oktober 2023 yang lalu di halaman kampus setempat.Namun sampai saat ini belum ada progres perbaikan.

Melalui kesempatan ini kami menyampaikan kepada pemerintah kabupaten Aceh Jaya terkait program Beasiswa satu desa satu sarjana, Pertama; dari 100 persen desa yang ada di Aceh Jaya hanya 45 persen desa yang mengalokasikan anggaran untuk beasiswa tersebut.

Kedua: Ada desa yang mengalokasikan beasiswa tersebut kepada mahasiswa yang bukan kuliah di STAI-PTIQ dan bahkan ada desa yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang kuliah dikampus luar Aceh Jaya.

“Hal ini sungguh perlu adanya pembinaan lebih lanjut dari pemkab kepada pemerintah di desa apalagi kebijakan tersebut menurut hemat kami diluar regulasi,” pungkasnya, [].

Penulis : Redaksi
Editor : Redaktur