ACEH UTARA – Husni, pemuda berusia 27 tahun asal Gampong Alue Papeun, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, tersenyum lebar saat memanenkan cabai merah keriting di belakang rumahnya, Sabtu, 19 Mei 2024.
Bagaimana tidak, Husni mengaku komoditi tersebut mulai merangkak naik sejak sebulan terakhir. Sebelumnya harga jual tingkat petani Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram.
Ayah dari satu orang anak itu sudah bertahun-tahun berprofesi sebagai penanam cabai rawit. Namun di 2024 ini, ia mencoba beralih ke tanaman cabai merah.
Mempekerjakan tiga orang dari keluarganya sendiri, Husni mengaku bisa mendapatkan 30 kilogram cabai dari lahan seluas tiga rante (rantai).
“Harga naik lantaran pasokan menipis. Karena belum memasuki panen raya, sementara permintaan dari konsumen meningkat,” kata Husni kepada, Habakini.co.
Sembari menebarkan senyum lebar, dari luas lahan tiga rante tersebut mampu menghasilkan 500 kilogram cabai, dengan keuntungan bersih diperoleh Rp 10 juta.
“Sekali panen 30 kilogram. Dalam sepekan dua kali panen,” ucapnya sambil tangannya memetik buah cabai dari pohonnya.
Husni mengaku hasil panen diambil langsung oleh agen ke rumahnya. Selanjutnya dipasarkan ke wilayah Lhokseumawe dan Aceh Utara.
“Permintaan meningkat tapi pasokan menipis. Diprediksikan ke depan harga cabai kembali meroket,” tuturnya.***